Jumat, 29 Maret 2013

Resep Kapsul



LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA
RESEP II
KAPSUL
 







OLEH

NAMA             : ASTRID INDALIFIANY
NIM                 : F1F110025
KELAS            : A
KELOMPOK : 3




LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011




Resep Nomor       : II

Bentuk Sediaan   : Kapsul

A. Dasar Teori

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin ; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Mothes dan Dublanc, dua orang Perancis, biasa dihubungkan dengan penemuan kapsul gelatin yang terdiri dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan pekat gelatin panas sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari dua bagian ditemukan oleh James Murdock dari London. Gelatin larut dalam air panas dan dalam cairan lambung yang hangat, kapsul gelatin melepaskan isinya dengan cepat. Gelatin sebagai protein dicerna dan diabsorbsi (Anief, 2000).
            Gelatin bersifat stabil  diudara bila dalam keadaan kering, akan tetapi mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab dan bila disimpan dalam larutan berair. Oleh karena itu, kapsul gelatin yang lunak mengandung lebih banyak uap air daripada kasul keras, pada pembuatannya ditambahkan bahan pengawet untuk mencegah timbulnya jamur dalam cangkang kapsul. Biasanya kapsul keras gelatin mengandung uap air antara 9-12%. Bilamana disimpan dalam lingkungan dengan kelembapan yang tinggi, penambahan uap air akan diabsorbsi oleh kapsul dan kapsul keras ini akan rusak dari bentuk kekerasannya. Sebaliknya dalam lingkungan udara yang sangat kering, sebagian uap air yang terdapat dalam kaspsul gelatin mungkin akan hilang, dan kapsul ini menjadi rapuh bahkan akan remuk bila dipegang (Howard, 1985).
Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi bagian badan kapsul. Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah. Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti Indometasin. Hal ini dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai di lambung (Anonim, 1979).
            Kapsul dapat diberi bermacam-macam warna. Bila dalam resep diinginkan serbuk dalam bentuk kapsul, maka ukuran dan warna kapsul yang dipakai harus dicantumkan dalam resep supaya pada pengulangan obat pasien mendapatkan obat dengan ukuran serta warna kapsul yang sama. Ukuran kapsul bermacam-macam baik panjang atau pendek, dengan bentuk bervariasi, misalnya bulat, oval, panjang, dan silinder. Ukuran kapsul juga dibedakan oleh panjang dan diameter dari kapsul yang dinyatakan dalam angka-angka. Kapasitas muatnya tergantung dari jenis zat yang dimasukkan. Biasanya dalam voluminous, kapasitasnya lebih kecil (Voigt, 1995).
            Ada beberapa macam penggolongan kapsul, yakni kapsul keras, kapsul lunak, kapsul tepung, dan kapsul salut enterik. Kapsul keras biasanya digunakan untuk obat berbentuk padat atau cair yang tidak mudah rusak. Cangkang kapsul ini umumnya berbentuk tabung silinder berujung bulat, terdiri dari wadah tertutup dan terbuat dari gelatin dan air. Kapsul kenyal dapat disi dengan zat padat, setengah padat, atau cairan. Seperti halnya dengan kapsul keras, kapsul kenyal terbuat dari gelatin dan air, untuk kekenyalannya ditambah gliserol atau sorbitol. Kapsul lunak bentuknya bagus dan lebih mudah ditelan oleh pasien. Kapsul tepung disebut juga ouwel yang dibuat dari amilum atau tepung ditambah dengan air dan zat pengawet. Bantuk kapsul ini umumnya bulat atau silinder. Kapsul salut enterik adlah kapsul yang disalut sedemikian rupa sehingga tidak larut dalam lambung tetapi larut dalam usus (Chaerunnisa, 2009).
 

B. Resep
Resep pada jurnal


R/  doxyxyclin 100 mg
      m.f. pulv. da in caps dtdt X
     S. 1 d.d. I

Pro : Bp. Sutarto

Resep Asli

 
dr. Febrian 
Jl. M.T. Haryono 318A, Wua-wua 
Kendari - (0401) 3192708 
SIP.: 28/pk/ IX/ 2001/ 079
          Kendari, 28-11-2009
R/ Doxyxyclin        100mg
      m.f.pulv. da in caps dtd X
      S. I.d. d. I

Pro                                         : Bp. Sutarto
Umur                                    : 44 tahun
Alamat : Jl. Sam Ratulangi No.01 Kendari




Keterangan:
 
No
Singkatan
Bahasa Latin
Arti
1.
R/
Recipe
Ambillah
2.
m.f. pulv. da in caps dtd. X
misce fuc pulveres da in capsule da tales dosis X
campur dan buatlah dalam bentuk serbuk dalam kapsul sesuai dengan takaran sebanyak 10 bungkus
4.
s.1.d.d.p.I
signa 1 de die  I
tandai 1 x sehari 1 kapsul




Uraian Bahan Resep
 Doxycyclinum
Sinonim            : Doksisiklina
BM                  : 462,46
RM                  : C22H24N2O8.H2O       
RS                   :


Pemerian         : Serbuk hablur; kuning
Kelarutan        : Sangat sukar larut dalam air ; mudah larut dalam   larutan asam encer dan dalam larutan alkali hidroksida ; agak sukar larut ;dalam etanol 95% P ; praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup rapat, terlindug dari cahaya
Khasiat            : Sebagai antibiotikum.


Perhitungan dan penimbangan

Perhitungan Berat :
Doxycyclin = 100 mg x 10 = 1000 mg
a.       Penimbangan :
Doxycyclin ditimbang sebanyak 1000 mg atau 1 gram
b.      Perhitungan dosis :
DM doxycylin     = 100 mg/1 kali pemakaian
                             = 600 mg/ 1 hari
1 kali pemakaian = 100 mg = 100 mg
1 hari                    = 100 mg < 600 mg

Cara Kerja

·         Timbang Doksisiklin yang diperlukan
·         Gerus doksisiklin dalam mortir, bagi sama banyak sesuai resep
·         Masukkan serbuk doksisiklin yang sudah dibagi masing-masing ke dalam cangkang kapsul dan ditutup
·         Bersihkan kapsul dengan lap kering dan bersih
·         Masukkan ke dalam wadah plastik dan beri etiket



Khasiat Obat
·         Untuk mengobati faringitis, laringitis, bronkio pneumonia, sinusitis, mastoiditis.
·         Untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kencing, kulit dan jaringan lunak

C. Pembahasan

            Kapsul merupakan sediaan obat, dimana zat atau bahan obat dimasukkan ke dalam cangkang yang umumnya terbuat dari gelatin. Bahan obat tersebut berbentuk serbuk yang kemudian dimasukkan dalam cangkang kapsul. Cangkang kapsul ini terbuat dari gelatin, dan bahan-bahan lainnya. Kapsul memiliki berbagai ukuran, mulai dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar. Ukuran tersebut disesuaikan dengan banyaknya bahan obat yang akan dimasukkan.
Dalam praktikum yang telah dilakukan, digunakan doxyxyclin sebagai bahan obat, kemudian dilakukan penggerusan hingga homogen. Serbuk tersebut kemudian dibagi sebanyak sepuluh buah kemudian dimasukkan ke dalam kapsul. Ada cara yang mudah untuk memasukkan kapsul, yakni dengan menggunakan suatu alat. Alat tersebut telah disediakan sesuai dengan ukuran kapsul yang tersedia. Dengan adanya alat tersebut dapat memberikan kemudahan dalam pengisian kapsul, sehingga kapsul yang terisi benar-benar memiliki bobot yang sama banyak.
            Tujuan pengobatan dari resep ini umumnya sebagai antibiotik. Obat tersebut dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh chlamydia (trachoma, psittacosis, salpingitis, urethritis, lymphogranuloma venereum), ricketsia (termasuk Q-fever), brucella (Doxycycline dengan strepto mycin atau rifampicin , dan spirochaeta, Borrelia burgdorferi (penyakit lyme). Obat ini juga cocok untuk mengobati infeksi saluran napas  dan genital mikoplasma; prostatitis kronik; sinusitis, sifilis, penyakit inflamasi pelviks; pengobatan dan profilaksis pada antraks; pengobatan dan profilaksis malaria; kekambuhan (recurrent), ulserasi aphthous ; periodontitis; herpes simpleks oral;  rosacea, dan acne vulgaris.
Obat dari resep ini, memiliki dosis maksimum yang telah ditetapkan. Dosis maksimum dari obat ini adalah sebesar 100 mg dalam satu kali pemakaian dan 600 mg dalam sehari. Artinya, apabila seseorang meminum obat ini dalam sekali melebihi 100 mg, ataupun meminum obat ioni dalam sehari sampai lebih dari 600 mg, tentunya pasien akan overdosis, karena jumlah obat yang diminum telah melebihi dosis maksimum yang telah ditetapkan. Untuk itu, dalam resep ini telah ditetapkan bahwa pemakaian obat ini satu kali diminum sampai dengan 100 mg dalam sehari, sehingga tidak melebihi dosis maksimum yang telah ditetapkan.
Setiap obat umumnya memiliki efek samping tertentu yang dapat terkena oleh pasien. Efek samping adalah segala pengaruh obat yang tidak diinginkan dalam tujuan terapi yang diinginkan, dalam dosis normal. Efek samping dari obat ini dapat menggagalkan pengobatan dengan efek-efek lainnya, seperti (1) hipersensitif, yakni menimbulkan kepekaan yang berlebihan, misalnya gatal-gatal dan bentol-bentol; (2) resistensi, yakni tidak pekanya bakteri terhadap obat yang diberikan; serta (3) super infeksi, yakni timbulnya infeksi sekunder dimana gejala dari infeksi sekunder ini berbeda dengan gejala infeksi yang pertama.
Obat ini tentunya memiliki aturan pakai yang telah ditetapkan. Berdasarkan resep yang telah diberikan, telah ditetapkan agar pasien meminum obat sekali dalam sehari. Aturan inilah yang akan ditulis dalam etiket yang akan diberikan kepada pasien yang bersangkutan. 
           
D. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa kapsul merupakan sediaan obat dimana zat atau bahan obat dimasukkan ke dalam cangkang kapsul. Resep II berkhasiat untuk Untuk mengobati faringitis, laringitis, bronkio pneumonia, sinusitis, mastoiditis serta untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kencing, kulit dan jaringan lunak.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Keesehatan Republik Indonesia
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat “Teori dan Praktik”. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Ansel, Howard. 1989. Pengantar bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke empat. Universitas Indonesia: Jakarta.

Chaerunnisa, Anis Yohana. 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran: Bandung.

Voigt, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar