LAPORAN FARMASI FISIK I
"BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER "
NAMA : ASTRID
INDALIFIANY
NIM : F1F1
10 025
KELOMPOK : I
( SATU)
PROGRAM STUDI : FARMASI
AS. PEMBIMBING : ASNIN
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2011
A.
Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan cara membuat buffer dan
penetapan pH larutan, serta penentuan kapasitas buffernya.
B.
Landasan Teori
Larutan
penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia, bakteriologi,
fotografi, industri kulit dan zat warna. Dalam tiap bidang tersebut, terutama
dalam biokimia dan bakteriologi, diperlukan trayek/rentang pH tertentu yang
sempit untuk mencapai hasil optimum. Cairan tubuh, baik cairan intrasel maupun
luar sel merupakan larutan penyangga. Sistem utama penyangga dalam cairan
intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4-
dan HPO42-). Adapun sistem penyangga utama dalam cairan
luar sel adalah pasangan asam karbonat-bikarbonat (H2CO3
– HCO3-). Sistem penyangga tersebut menjaga pH darah
hampir konstan, yaitu sekitar 7,4. (Purba, Michael. 2006).
Larutan buffer adalah campuran
asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya yang dapat mempertahankan pH di
sekitar daerah kapasitas buffer. Larutan buffer dibuat dari senyawa sitrat dan
fosfat. Campuran ekivalen antara asam sitrat dan garam natrium konjugasinya
menghasilkan larutan buffer pH 4. Sedangkan campuran ekivalen antara dihidrogen
fosfat dan monohidrogen fosfat menghasilkan larutan buffer pH 6. Larutan Buffer
pH 8 dan 10 dibuat dari campuran garam fosfat dengan berbagai komposisi
(Herawati, Susi. 2008).
Secara umum, larutan
penyangga digambarkan sebagai campuran yang
terdiri dari: (1) asam
lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini
menghasilkan larutan
bersifat asam; (b) Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini
menghasilkan larutan bersifat basa.
Larutan ini
mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa
kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium,
barium, kalsium, dan lain-lain. Larutan basa mempertahankan pH pada daerah basa
(pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam,
yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya
dicampurkan berlebih (www.scribd.com).
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam percobaan ini, antara lain: statif, klem, buret, erlenmeyer, pH meter,
dan pipet tetes
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang
digunakan dalam percobaan ini, antara lain: NaOH 10 mL, H3PO4
0,1M, asam asetat (β = 0,1), asam asetat (β = 0,01), asam asetat (β = 0,015), larutan
buffer, dan tissue.
E. Hasil Pengamatan
a. Titrasi H3PO4 0,1
M
pH
awal = 7,09
No
|
Volume H3PO4 0,1
M
|
Volume NaOH 0,1 M
|
pH
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
10 mL
|
1 Ml
2 mL
3 mL
4 mL
5 mL
6 mL
7 mL
8 mL
9 mL
10 mL
11 mL
12 mL
13 mL
|
7,10
7,12
7,16
7,17
7,20
7,23
7,27
7,28
7,26
7,30
7,28
7,17
7,23
|
Kurva Titrasi antara H3PO4
0,1M
Perhitungan
1.
Penyusunan Larutan Buffer phosphat
·
pH=3
H3PO4
+ H2O ↔ H3O+ + H2PO4-
pka = 2,23
pH
= pka +
log
= pH - pka
log
= 3 – 2,23
log
= 0,77
= 5,8
Jadi,
[garam] : [asam] = 5,8 : 1
·
pH
= 8
H2PO4-
+ H2O ↔ H3O+ + H2PO42-
pka = 23
log
= pH - pka
log
= 8 – 7,21
log
= 0,79
= 6,166
Jadi,
[garam] : [asam] = 6,166 : 1
Reaksi
: H3PO4 + NaOH → Na3PO4 + H2O
2. Cara
Penentuan Kapasitas Buffer asetat pH = 5
Jika
tersedia 0,1 M CH3COONa . 0,1 M CH3COOH
Maka
:
β = 2,303. C
= 2,303 .
0,2
= 2,303 .
0,2
= 0,0658 x
105
3. Pembuatan
Larutan Buffer fosfat pH = 3
Jika
H3PO4 0,1 M dalam 100 mL, maka setara 100 mL x 0,1 M = 10
M mol
H3PO4
+ H2O ↔ H3O+ + H2PO4-
pka = 2,23
pH
= pka +
log
= pH - pka
log
= 3 – 2,23
log
= 0,77
= 5,8
Jadi,
[garam] : [asam] = 5,8 : 1
Garam
: Asam = 5,8 : 1
=
5,8 : x
x =
=
1,724 Mmol x 98 Mg/mol
=
168,965 mg
=
0,168 gr Na2HPO4
Maka untuk membuat
buffer fosfat pH 3, larutkan 0,168 gr Na2HPO4 dalam
larutan H3PO4 0,1 M .
100 mL
F.
Pembahasan
Seperti
yang telah diketahui, larutan yang mengandung
pasangan asam-basa lemah konjugasi dapat bertahan dari perubahan pH akibat
penambahan asam atau basa kuat dalam jumlah sedikit dinamakan larutan Buffer. pH buffer tidak
berubah karena larutan tersebut mengandung asam untuk menetralkan OH- dan basa
untuk menetralkan H+, serta ipenuhi oleh asam-basa lemah konjugasi.
Larutan buffer dapat dibuat dengan cara melarutkan asam atau basa lemah bersama
dengan garamnya. Larutan buffer dapat dibuat dengan titrasi.
Titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya. Begitu pula sebaliknya,
kadar larutan basa ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang telah
diketahui kadarnya. Dalam hal ini, titrat ditambahkan sedikit demi sedikit
sampai dibatas titik ekivalen. Akan tetapi, dalam pembuatan larutan buffer ini,
titran ditambahkan hingga pH nya stabil/konstan.
Pada percobaan, dibuat larutan buffer
dari asam lemah dengan garamnya, yakni antara H3PO4 dengan
NaOH serta antara asam asetat dengan NaOH, dengan cara titrasi. Pada perlakuan
pertama, yakni antara H3PO4 dengan NaOH, asam fosfat
berperan sebagai titran, sedangkan NaOH sebagai titrat yang dimasukkan ke dalam
buret. Asam fosfat ini kemudian ditetesi dengan NaOH sebanyak 1 mL, dan
kemudian diukur pHnya. Setiap penambahan 1 mL NaOH, larutan tersebut diukur pHnya.
pH awal dari asam fosfat adalah sebesar 7,09. Kemudian, setiap penambahan 1 mL
NaOH tidak terlihat adanya perubahan pH yang sangat berbeda. Seperti halnya pada perlakuan pertama, pada
pembuatan buffer dari asam asetat (dengan β= 0,1; 0,01; dan 0,015) dengan NaOH,
juga tidak ditemukan adanya perubahan pH yang sangat berbeda. Dari awal sampai
akhir titrasi, pH larutan tersebut saling berdekatan. Hal ini mungkin
disebabkan karena adanya kesalahan pada saat pengukuran pH pada pHmeter.
Ada beberapa cara atau perhitungan untuk
menyusun larutan buffer. Penyusunan larutan buffer phosfat dapat dilakukan
dengan perhitungan. pH buffer tergantung pada Ka asamnya dan pada konsentrasi
relatif asam dan basa penyusunnya. Untuk membuat larutan buffer phosfat dilakukan
dengan mencari perbandingan antara konsentrasi garam dan konsentrasi asamnya.
Seperti yang telah diketahui, kapasitas
Buffer merupakan jumlah asam atau basa yang dapat dinetralkan
suatu buffer sebelum pH larutan berubah. Untuk penentuan kapasitas buffer
asetat pH = 5, dapat dilakukan perhitungan jika tersedia 0,1M CH3COONa
. 0,1 CH3COOH.
G.
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pembuatan buffer dapat dilakukan dengan
mencampurkan atau mereaksikan asam ataupun basa lemah dengan garamnya menurut
persamaan Haderson-Herrabet
2. Penetapan pH larutan dapat dilakukan
dengan menggunakan pH meter
3. Penentuan
kapasitas buffer dapat dihitung dengan menggunakan persamaan oleh Koppes dan
Spow:
β =
DAFTAR PUSTAKA
Purba,
Michael. 2006. Kimia. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pranama
Rohman,
Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://www.scribd.com/doc/31401403/Laporan-Praktikum-Bioselmol-Larutan-Buffer. diakses
tanggal 16 maret 2011.
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl
susiherawa-31294. diakses tanggal 16 maret 2011. diakses
tanggal 16 maret 2011.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus