Kamis, 28 Maret 2013

Laporan Reaksi Khusus Senyawa yg Mengandung C,H,O,N lain

LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I
“ REAKSI – REAKSI KHUSUS SENYAWA C, H, O, N LAIN
 

NAMA              : ASTRID INDALIFIANY
NIM                  : F1F1 10 025
KELOMPOK   : V ( Lima )
ASISTEN         : SARLAN S,Si
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
 
A. Tujuan

            Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O, N lain

B. Landasan Teori

                Karbon aktif merupakan suatu bahan yang sangat bermanfaat bagi usaha-usaha perlindungan lingkungan. Karbon aktif mempunyai daya serap yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai media penyerap zat-zat yang tidak diinginkan maupun toksik, baik dalam air maupun gas. Salah satu zat toksik yang dapat diserap oleh karbon aktif adalah fenol. Adsorpsi isotherm fenol merupakan salah satu tes adsorpsi yang melengkapi informasi sifat adsorpsi karbon aktif dalam pengolahan air.
            Penelitian untuk unsur karbon diawali sejak ditemukannya molekul C60 pada tahun 1985, dan kemudian dilanjutkan dengan pengembangan teknik arc-discharge pada tahun 1990 allotrope karbon jenis baru dalam kuantitas makroskopik (Mustofa, Salim. 2009).
Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya sebagai donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat pereduksi dengan potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya mampu untuk mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta c. Defisiensi atau kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit skorbut, penyakit ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lainnya , kelemahan otot, gusi yang bengkak dan menjadi lunak dan tanggalnya gigi, penyakit skorbut dapat disembuhkan dengan memakan buah dan sayur-sayuran yang segar. Cadangan normal vitamin C cukup untuk 34 bulan sebelum tanda-tanda penyakit skorbut muncul.
            Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang paling efektif selama empat dekade ini. Peningkatan kebutuhan medis akan penisilin telah membuka peluang bagi
pengembangan industri pembuatan penisilin secara komersial yang menuntut peningkatan kualitas dan kuantitas dari penisilin yang dihasilkan. Perbaikan kualitas dan kuantitas penisilin dapat tercapai apabila parameter-parameter metabolik dari proses fermentasi adalah optimum. Penisilin merupakan campuran asam organik berstruktur komplek yang diisolasi sebagai garam-garam natrium, kalium dan kalsium. Penicillium notatum dan P. chrysogenum. Kultur yang sama dapat menghasilkan beberapa macam molekul penisilin antara lain penisilin G dan penisilin V (Husein,1982). Dewasa ini dikenal 5 jenis penisilin hasil proses fermentasi. Penisilin G merupakan penisilin yang paling banyak diproduksi secara komersial dewasa ini. Penisilin dapat menjadi non aktif apabila terkena pengaruh panas, sistein, NaOH, penicilinase (enzim yang terdapat dalam banyak bakteri yang dapat merusak penisilin) dan asam hidroklorat, seperti yang terdapat dalam lambung (Husein, 2002 digitized by USU digital library 31982). Zat lain yang dapat merusak Penisilin antara lain adalah logam-logam berat seperti Cu, Ag, Fe, dan Zn. 
            Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif parsial dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan mempunyai sepasang elektron bebas dengan oktet lengkap, seperti O dan N. Atom yang bermuatan positif parsial dari molekul atau atom lain yang berbeda ikatan kovalennya dalam satu molekul.
            Sifat kimia fisika suatu senyawa dapat mengalami perubahan dengan adanya ikatan hidrogen, dan pada kasus tertentu, ikatan hidrogen mempunyai peran penting terhadap aktivitas biologis obat (Siswandono. 2000).
           
C. Alat dan Bahan
·         Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini, adalah:
1.    Tabung reaksi
2.    Rak tabung reaksi
3.    Pipet tetes
4.    Neraca analitik
5.    Mortar dan alu
6.    Spatula
7.    Gelas Kimia
8.    Batang pengaduk

·         Bahan
1.    Aquades
2.    Asam askorbat 0,5 gram
3.    CuSO­4
4.    Asam sulfat encer
5.    NaOH
6.    CTM 0,5 gram
7.    Penisilin 0,1 gram
8.    Larutan I2
 
E. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari percobaan ini, dapat dilihat dari tabel berikut ini:

No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Asam askorbat (0,5 gram) + air + CuSO4 + asam sulfat encer
Awalnya berwarna biru, tetapi setelah ditambah asam sulfat encer, warna birunya menghilang
2
*   NaOH + CuSO4
*   NaOH + CuSO\4 + CTM
Larutan berwarna biru
Larutan berwarna hijau
3
Penisilin + air + Larutan I2
Larutan berwarna kuning dan terbentuk endapan putih

F. Pembahasan

            Analisis kualitatif memiliki artian mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisis ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Analisa kualitatif membahas tentang pengidentifikasian zat-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk memisahkan atau mengidentifikasi sejumlah unsur.
            Dalam percobaan ini, akan diamati reaksi-reaksi khusus pada senyawa yang mengandung C, H, O, dan N dengan menggunakan beberapa zat, yakni asam askorbat, CTM, dan penisilin. Zat-zat tersebut ada yang membentuk senyawa kompleks dan teroksidasi. Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari penggabungan ligan dan ion logam. Senyawa kompleks yang terbentuk adalah senyawa antara asam askorbat dengan CuSO4 dan antara NaOH,CuSO4, dengan CTM.
            Pada perlakuan pertama, digunakan asam askorbat. Asam askorbat merupakan salah satu senyawa kimia yang disebut vitamin C. Ia berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang larut dalam air dan memiliki sifat-sifat antioksidan. Nama askorbat berasal dari akar kata a- (tanpa) dan scorbutus (skurvi), penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C.  Asam askorbat ini dilarutkan dalam air kemudian dicampur dengan CuSo4, dan membentuk senyawa kompleks. Setelah tercampur, terlihat larutan tersebut berwarna biru. Hal ini disebabkan karena sifat atom pusatnya yang termasuk logam (Cu) pada umumnya akan selalu bergejolak (beresonansi, berfibrasi, ataupun tereksitasi) akibat adanya ligan pada saat terbentuknya senyawa kompleks. Pada saat ligan asam askorbat masuk pada CuSO4, terutama pada Cu-nya, elektron-elektron pada Cu akan berfibrasi, sehingga mengakibatkan terjadinya eksitasi. Pada saat tereksitasi, elektronnya akan naik pada tingkatan energi yang lebih tinggi dengan kecepatan sekitar 10-3 detik sehingga tidak terlihat oleh mata manusia. Elektron tersebut kemudian naik, dan akan turun kembali. Pada saat elektron pada orbital d atom pusat Cu naik, elektron ini akan menyerap sinar matahari yang mengandung berkas-berkas polikromatik. Berkas-berkas ini memiliki banyak warna tetapi, elektron Cu yang telah tereksitasi tersebut hanya menyerap warna yang bersesuaian dengan energi yang dimilikinya, yakni warna biru. Setelah elektron naik pada tingkatan energi yang tinggi dan menyerap sinar matahari, maka elektron tersebut akan turun kembali. Akan tetapi, elektron tidak akan bisa turun apabila energi yang dimilikinya tinggi. Untuk itulah, dilakukan penurunan energi dengan melepaskan energi yang dimilikinya dalam bentuk berkas-berkas proton yang berwarna biru. Inilah yang menyebabkan terlihatnya warna biru setelah mencampurkan asam askorbat dengan CuSO4.
            Asam askorbat dan CuSO4 merupakan senyawa kompleks yang dapat dipecah kembali dengan menambahkan oksidator kuat seperti asam sulfat. Setelah larutan ditambahkan asam sulfat, senyawa kompleks tersebut akan teroksidasi, sehingga menyebabkan warna biru pada larutan hilang.
            Pada perlakuan kedua, dibuat dua larutan berbeda, dimana hal yang membedakannya adalah dicampurkannya CTM. Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek sedative (menimbulkan rasa kantuk). Larutan pertama dibentuk dengan mencampurkan NaOH dan CuSO­4. Setelah tercampur, dapat dilihat larutan tersebut berwarna biru. Larutan kedua dibentuk dengan mencampurkan NaOH, CuSO­4, dan CTM. Setelah tercampur, dapat dilihat larutan tersebut berwarna hijau. Pada percobaan ini, terbentuk endapan yang seharusnya tidak ada. Hal ini disebabkan karena penggerusan CTM yang tidak halus. Larutan ini juga termasuk senyawa kompleks. Sama halnya dengan asam askorbat dan CuSO4 yang tereksitasi dan menyerap berkas polikromatik sinar matahari yang berwarna hijau. Setelah naik tereksitasi, elektronnya turun dengan melepaskan energi yang dimilikinya dalam bentuk proton-proton yang berwarna hijau. Inilah yang menyebabkan larutan tersebut berwarna hijau.
            Pada perlakuan ke tiga digunakan penisilin. Penisilin merupakan sebuah kelompok antibiotika β-laktam yang digunakan dalam penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri. Pada percobaan, dicampurkan penisilin dengan I2, sehingga membentuk endapan. Terbentuknya endapan disebabkan karena bercampurnya penisilin dengan I2 yang merupakan oksidator. Adanya I2 mengakibatkan penisilin teroksidasi, sehingga akan melebihi nilai tetapan hasil kali kelarutannya. Apabila Ksp tinggi maka akan terjadi endapan.

G. Kesimpulan

            Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah terdapat reaksi-reaksi khusus pada senyawa yang mengandung unsur C,H,O, dan N lain. Reaksi-reaksi khusus tersebut adalah perubahan warna dan terbentuknya endapan pada larutan.
 
Daftar Pustaka

Mustofa, Salim. 2007. Pembuatan Karbon Berstruktur Nano dengan Metode High Energy Milling. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir, Tangerang. Vol. 10 No. 3 Juni 2009 hal: 288-291

Pertiwi, Dini. Studi Pemanfaatan Sabut Kelapa sebagai Karbonaktif untuk Menurunkan Konsentrasi Fenol. The capability of Coconut coir as activated carbon for phenol removal.

Rusdiana. 2004. Vitamin. Digitized by USU digital library.

Sarah, Maya. Parameter Metabolik dalam Penggunaan Penisilin. Fakultas Teknik Program studi teknik kimia Universitas sumatera Utara

Siswandono. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar