LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I
“ REAKSI –
REAKSI KHUSUS SENYAWA C, H, O, N “
NAMA : ASTRID INDALIFIANY
NIM :
F1F1 10 025
KELOMPOK : V ( Lima )
ASISTEN :
SARLAN S,Si
PROGRAM
STUDI FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2011
A. Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui reaksi khusus senyawa yang
mengandung C, H, O, N.
B. Landasan
Teori
Analisis kualitatif merupakan suatu
proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak
di ketahui. Analisis kualitatif merupakan suatu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.Dalam metode
analisis kualitatif,kita menggunakan beberapa pereaksi,di antaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik. Analisis kualitatatif dapat digunakan untuk
menganalisis reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C,H,N,O.
( Miessler,1991 ).
Ikatan
hidrogen adalah suatu ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif
parsial dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan mempunyai sepasang
elektron bebas dengan oktet lengkap, seperti O dan N. Atom yang bermuatan
positif parsial dari molekul atau atom lain yang berbeda ikatan kovalennya
dalam satu molekul
Suatu
reaksi terjadi karena satu molekul atau
lebih memiliki energi yang cukup (energi
aktivasi) untuk memutuskan Ikatan.Reaksi
senyawa karbon pada umumnya merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen.
Ada beberapa jenis reaksi senyawa karbon, diantaranya yaitu reaksi substitusi,
adisi, dan eliminasi. Sifat kimia
fisika suatu senyawa dapat mengalami perubahan dengan adanya ikatan hidrogen,
dan pada kasus tertentu, ikatan hidrogen mempunyai peran penting terhadap
aktivitas biologis obat (Siswandono. 2000).
Obat yang paling
sering digunakan di dunia yaitu salah satunya parasetamol. Parasetamol
merupakan obat yang memiliki khasiat meredakan sakit/nyeri dan menurunkan suhu
demam. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan melalui ginjal.
Parasetamol tidak merangsang selaput lendir lambung atau menimbulkan pendarahan
pada saluran cerna. Diduga mekanisme kerjanya adalah menghambat pembentukan
prostaglandin.
Penelitian untuk
unsur karbon diawali sejak ditemukannya molekul C60 pada tahun 1985, dan
kemudian dilanjutkan dengan pengembangan teknik arc-discharge pada tahun 1990
allotrope karbon jenis baru dalam kuantitas makroskopik (Mustofa, 2009).
C. Alat dan
Bahan
- Alat
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam percobaan ini, adalah:
1.
Tabung
reaksi
2.
Rak
tabung reaksi
3.
Pipet
tetes
4.
Aluminium
Foil
5.
Neraca
analitik
6.
Spatula
7.
Mortar
dan Pastel
- Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini, adalah:
1.
60
mg Paracetamol
2.
20
mL Aquades
3.
FeCl3
1%
4.
2
mL NaOH
5.
4
mL HNO3
E. Hasil Pengamatan
Pada hasil
pengamatan, dapat dilihat pada table berikut :
No
|
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
Ø 10 mg Parasetamol+
n10 ml aquades+ 1 tetes FeCl3
Ø 10 mg paracetamol + 10 ml aquades + 1 tetes feCl2
|
Ø Larutan berwarna hijau, sebagian terjadi endapan.
Ø larutan berwarna kekuning-kuningan
|
2.
|
Ø 10 mg parasetamol + 1 ml HNO3
|
Ø Larutan berwarna hitam, dan terjadi endapan.
|
3
|
Ø 10 mg parasetamol + 1 tetes NaOH + HNO3
Ø Dipanaskan
Ø 10 mg parasetamol + 1 tetes NaOH + HNO3,
dipanaskan.
|
Ø Tebentuk 2 lapisan
Ø Larutan bening, larut semua
Ø Terbentuk 2 lapisan, larutannya bening, terjadi
endapan, larut semua.
|
E. Pembahasan
Analisis
kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan
atau/ senyawa – senyawa yang ada didalam sampel. Dengan kata lain analisis
kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu
analit yang dituju dalam suatu sampel.
Pada percobaan
yang telah dilakukan, kami gunakan parasetamol sebagai sampelnya. Pada sampel
ini, akan dianalisis secara kualitatif pada penambahan senyawa – senyawa yang
mengandung C, H, O, N. dengan tujuan agar diketahui keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak di ketahui. Pada Parasetamol
mempunyai berat molekul 151,16 gr/mol dan mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemeriannya serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutannya larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah
larut dalam etanol. Titik leburnya antara 168o-172o C. Sebaiknya disimpan di
dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya. Khasiatnya untuk antipeuretik
dan analgetik.
Pada tahap pertama, kami larutkan parasetamol dengan aquades, setelah itu
kita tambahi dengan larutan FeCl3 dan terjadi reaksi berwarna hijau, dan
sebagian larutan terjadi endapan. Ternyata seharusnya parasetamol tersebut jika
kita reaksikan dengan larutan diatas akan terjadi perubahan warna dari biru –
violet dan akan berubah menjadi abu-abu. Karena parasetamol adalah golongan
fenol. Kesalahan analisis tersebut sering terjadi pada saat praktikum, karena
ketidaktelitian kita dalam mempraktikannya.
Pada perlakuan yang ke dua, parasetamol kita reaksikan dengan dan asam
nitrat, larutan tersebut berwarna hitam dan terjadi endapan. Begitu juga pada
perlakuan ke tiga kita reaksikan dengan natrium hidroksida dan asam nitrat
terjadi 2 lapisan dan setelah dipanaskan larutan tersebut berwarna bening, dan
semuanya dapat larut.
Pada pemeriksaan kelarutan,ternyata 1 gr
parasetamol larut dalam 12 ml air mendidih,7 ml metanol dan 11,4 ml NaOH 1 N.
Paracetamol bekerja dengan menghambat sistem siklooksigenase yang menyebabkan
asam arakhidonat dan asam-asam C20 takjenuh lainnya menjadi
endoperoksida siklik. Endoperoksida siklik merupakan prazat dari prostaglandin.
Prostaglandin merupakan zat yang terlibat dalam terjadinya nyeri dan demam
serta reaksi-reaksi radang.
F. Kesimpulan
Ada
beberapa reaksi khusus untuk mengidentifikasi C,H,O, dan N, dengan metode
analisis kualitatif, dimana akan terjadi perubahan warna dalam reaksi tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan .Jakarta
Missler,G.L dan Tarr,D.A 1991. Inorganic Chemistry,Prentik.Hal inc . London
Mustofa, Salim. 2007.” Pembuatan Karbon Berstruktur Nano dengan Metode High
Energy Milling”. Pusat Teknologi Bahan
Industri Nuklir, Tangerang. Vol. 10 No. 3 Juni 2009 hal: 288-291
Siswandono.
2000. Kimia Medisinal. Surabaya:
Airlangga University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar