Kamis, 28 Maret 2013

Laporan Penetapan Kadar Vitamin C

LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I
“PENETAPAN KADAR VITAMIN C"
 

NAMA              : ASTRID INDALIFIANY

NIM                  : F1F1 10 025
KELOMPOK   : V ( Lima )
ASISTEN         : SARLAN S,Si
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011

A. Tujuan
            Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu menetapkan kadar vitamin C (asam askorbat) secara iodimetri.

B. Landasan Teori
            Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin C telah dikenal sebagai penyakit sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan berkurang, lesu, dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C memiliki sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen spesies. Vitamin C juga dibutuhkan untuk memelihara kehamilan, mengatur kontrol kapiler darah, secara memadai, mencegah hemoroid, mengurangi resiko diabetes dan lain-lain (Helmi, 2007).
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal vitamin C 60 – 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar.
Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang kuat yang dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus mampu meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi dan tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan esensial untuk biosintesis kolagen.
Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi. Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini adalah gram/mililiter. Cara ini disebut dengan cara berat/volume atau b/v. Disamping cara ini, ada cara yang menyatakan kadar dengan gram zat terlarut tiap gram pelarut atau tiap gram larutan yang disebut dengan cara berat/berat atau b/b. Secara matematis, perhitungan kadar suatu senyawa yang ditetapkan secara volumetri dapat menggunakan rumus-rumus umum berikut.
Jika sampelnya padat (sampel ditara dengan timbangan analitik) maka rumus untuk menghitung kadar adalah sebagai berikut:
Kadar (% b/b) =   x 100%
Jika sampelnya cair (sampel diambil secara kuantitatif misal dengan menggunakan pipet volum) maka rumus untuk menghitung kadar adalah sebagai berikut:
Kadar (% b/v) =   x 100%
Berat ekivalen (BE) sama dengan berat molekul sampel dibagi dengan valensinya (Rohman, 2007).

C. Alat dan Bahan
· Alat
Alat-alat yang dipakai pada percobaan ini adalah
1.    Statif
2.    Klem
3.    Buret 50 mL
4.    Erlenmeyer 250 mL
5.    Labu takar 1000 mL
6.    Gelas piala
7.    Gelas ukur 50 mL
8.    Pipet tetes
9.    Timbangan
· Bahan
Bahan-bahan yang dipakai pada percobaan ini adalah
1.    Akuades
2.    Larutan Iodium 0,1N
3.    Asam sulfat encer
4.  Larutan Kanji 0,5%
 

E. Hasil Pengamatan
Hasil pegamatan dalam penentuan kadar vitamin C adalah sebagai berikut
Diketahui : - Volume I2       = 0,3 ml
                   - Normalitas I­2   = 0,1N
                   - Berat ekivalen = 8,806 mg
                   - Berat sampel   = 0,4 gram = 400 mg
Ditanya/ penyelesaian:
                                      Kadar Vitamin C =  x 100%
                                                                  =  x 100%
                                                                  = 0,066%
Reaksi:

                                                + I2      menghasilkan  
                                                                        
                                                 


 
F. Pembahasan
            Vitamin merupakan senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi mahluk hidup. Berhubung vitamin tidak disintesa dalam tubuh maka vitamin harus ada dalam makanan yang dikonsumsi. Vitamin C telah banyak dikenal berkaitan dengan perlindungan terhadap flu. Buah yang kaya akan vitamin C merupakan antioksidan kuat yang dapat melindungi DNA selular dari kerusakan akibat oksidasi. Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-192oC, bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah.
Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar, temperatur yang tinggi.          
Askorbat ditemukan dalam banyak buah-buahan dan sayuran (75). Citrus fruits and juices Buah-buahan dan jus jeruk, are particularly rich sources of vitamin C but other fruits including cantaloupe kaya sumber terutama vitamin C.In many developing countries, the supply of vitamin C is often determined Di banyak negara berkembang, pasokan vitamin C sering ditentukanby seasonal factors (ie the availability of water, time, and labour for the man- oleh faktor musiman (misalnya ketersediaan air, waktu, dan tenaga kerja untuk orang ituagement of household gardens and the short harvesting season of many fruits). pengelolaan taman rumah tangga dan musim panen singkat banyak buah-buahan).
Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sampel dilakukan dengan menggunakan metode titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan bahwa sifat vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan larutan I2 0,1 N sebagai titran. Sampel yang dipergunakan saat praktikum adalah minuman penyegar untuk panas dalam dengan kemasan yang banyak dijual di pasaran dengan merk dagang adem sari. Dalam kemasan minuman disebutkan bahwa dalam minuman tersebut kaya akan vitamin C.
Vitamin C atau asam bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Akan tetapi vitamin C sukar larut dalam pelarut organic yang pada umumnya dapat melarutkan lemak.
Titrasi iodimetri dilakukan dengan menggunakan larutan kanji sebagai indikator. Seperti yang sudah diketahui bahwa prinsip dari titrasi iodimetri adalah reduksi analat oleh I2 menjadi I-. Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Sehingga penerapannya tidak terlalu luas, salah satu penerapan titrasi dengan metode iodimetri adalah pada penentuan bilangan iod minyak dan lemak juga vitamin C.
Sample yang ditimbang saat praktikum adalah 0,4 g. Sample ditimbang langsung dan diencerkan dengan menggunakan aquadest sampai tanda batas. Setelah itu,  sampel dikocok sampai homogen dan dimasukan dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan larutan kanji 0,5% sebagai indikator sebanyak 3 tetes. Setelah itu dititrasi dengan menggunakan I2 0,1 N. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam erlenmeyer berubah warna menjadi biru, warna biru yang dihasilkan merupakan iod-amilum yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir. Akan tetapi, pada praktikum yang telah dilakukan, tidak terbentuk warna biru yang menandakan titik akhir titrasi. Warna yang tampak adalah warna hitam setelah dititrasi beberapa tetes I2. Hal ini disebabkan pada kesalahan dalam pembuatan indikator kanji.
Berdasarkan hasil praktikum, volume titrasi pada sampel adem sari adalah0,3 ml. Sehingga berdasarkan perhitungan menggunakan rumus maka kadar vitamin C dalam sampel adem sari adalah 0,066%.

F. Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa kadar vitamin C pada adem sari sebesar 0,066%. 













Daftar Pustaka


Pratama, A., Darjat, Setiawan I. 2007. ‘Aplikasi Lab View sebagai Pengukur Kadar Vitamin C dalam Larutan Menggunakan metode Titrasi Iodimetri’. Jurnal. Jurusan teknik elektro Universitas Diponegoro.

Arifin, H., Delvita, V., Almahdi A. 2007. ‘Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit Diabetes’. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Volume 12 No. 1 halaman: 32-40. Akreditasi Dikti Depdiknas RI No. 49/DIKTI/Kep/2003. ISSN: 1410-0177.

Rachmawati, R., Defiani,M., Suriani, N. ‘Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Kandungan Vitamin C pada Cabai Rawit Putih (Capsicum frustences)’. Jurnal Biologi Volume 2 halaman:36– 40. Yogyakarta.

Rohman, Abdul. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Digi Art Yogya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
 

1 komentar: