Kamis, 28 Maret 2013

Laporan Resep Pulveres



LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA
RESEP I
PULVERES



 


OLEH

NAMA             : ASTRID INDALIFIANY
NIM                 : F1F110025
KELAS            : A
KELOMPOK : 3




LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011



Resep Nomor   : I

Bentuk sediaan : Pulveres

A. Dasar Teori
            Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Selain itu, menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai permukaan yang luas, serbuk lebih mudah didispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum. Secara kimia fisik, serbuk adalah partikel bahan padat yang mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 mikrometer.
            Serbuk terbagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama, yang dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Untuk serbuk terbagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin kemudian dilapis lagi dengan kertas logam. Serbuk dapat diminta terbagi-bagi atau tak terbagi-bagi. Serbuk yang terbagi-bagi, selalu dibuat sampai bobotnya 0,5 g, sebagai zat pengisi dipakai laktosa. Tetapi ini hanyalah kebiasaan, karena tidak dinyatakan bahwa serbuk-serbuk harus mempunyai bobot 0,5 g (Chaerunnisa,2009).
Aturan dalam mencampur bahan-bahan dalam serbuk adalah mula-mula zat aktif dicampur dengan suatu zat tambahan yang banyaknya kira-kira sama, kemudian campuran ini dicampur lagi dengan zat tambahan tersebut dalam jumlah yang sama dan seterusnya. Untuk mencampur, jika mungkin hendaklah dipilih suatu serbuk yang warnanya berlainan dan jika dipakai lebih dari satu serbuk berwarna, maka dipilih serbuk dengan warna lawanan yang kuat (Anief,2000).
Dokter menulis serbuk terbagi dengan beberapa cara, yakni: (1) ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk dan lalu dibagi menjadi beberapa bungkus; (2) ditulis jumlah untuk setiap bungkus dan membuat beberapa bungkus. Bila dokter lupa menulis atau keliru menulis d.t.d., akan segera diketahui mengenai besarnya dosis yang menyimpang dari dosis biasa, apakah lebih besar atau lebih kecil.
            Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambahkan zat tambahan yang berkhasiat netral atau indiferen, seperti Saccharum lactis dan Saccharum album. Serbuk yang diberikan pada penderita diabetes tidak boleh digunakan Saccharum album sebagai tambahan, tetapi gunakan Mannitum atau Saccharum lactis (Ansel, 1989). 
             
B. Resep 

1.      Resep Jurnal

 


R/  Aminofilin        250  mg
CTM                250 mg
Extr.Belladon   50 mg
m.f. pulv. dtd. no X
s.t.d.d.p.I
Pro       : Didik






  Resep  Lengkap

 
dr. Johan
Jln. M.T. Haryono No. 19 Kendari
SIP 7801/L/18
 

Kendari, 25 Februari 2011

R/ Aminofilin           mg 200
    CTM                mg 2
    Extr Belladon       mg 10
    Lactosum           q.s.
    m.f. pulv. dtd. no X
    s.t.d.d.p.I

Pro        : Didik
Umur    : 15 tahun
Alamat : Jln. Bunga Matahari no. 2


 
Keterangan :



No.
Singkatan
Bahasa Latin
Arti
1
R/
Recipe
Raciklah
2
q.s.
Quantum sufficit
Secukupnya
3
m.f. pulv. Dtd. No. X
Misce fuc pulveres da tales dosis numero X
Campur dan buatlah dalam bentuk serbuk sesuai dengan takaran sebanyak 10 bungkus
4
s.t.d.d.pI
Signa ter de die pulveres I
Tandai 3x sehari 1 bungkus


 3.    Uraian Bahan
a.    Aminofilin
Nama resmi          : Aminophyllinum
Sinonim               :  Teofilina Etilendiamina
Rumus molekul    :       C16H24N10O4


Rumus bangun            :


Berat molekul      :       420,43 
Pemerian              : Butir/serbuk, putih atau agak kekuningan, bau lemah mirip amoniak, dan rasa pahit    
Kelarutan             : Larut dalam lebih kurang 5 bagian air, jika dibiarkan mungkin menjadi keruh; praktis dan tidak larut dalam etanol (95%) P dalam eter P 
Penyimpanan       : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya 
Khasiat                : Bronkodilator; antispasmodikum; diuretikum. 

b.  CTM 
Nama resmi          :  Chlorpheniramini Maleat 
Sinonim               : Klorfeniramina maleat atau 2-(p-kloro,α-(2-dimetil amino -etil)-benzil)-piridina maleat

Rumus bangun      :   

Rumus molekul    :  C6H19CIN2.C2H4O4 
Berat molekul      :  390,87 
Pemerian              : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, dan rasa pahit. 
Kelarutan             larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95 %) P dan dalam 10 bagian Kloroform P; sukar dalam eter 
Penyimpanan       : Antihistaminikum 
Dosis maksimum : Sehari 40 mg
 
c.    Extr. Belladon
Nama Resmi        : Belladonnae Extractum
Sinonim               : Ekstrak Beladon
Rumus Molekul   : C17H23NO3
Pemerian              : massa kental ; coklat tua
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Dosis maksimum : sekali 20 mg, sehari 80 mg.

d.    Lactosum
Nama Resmi        : Lactosum
Sinonim                : Laktosa

Rumus Bangun     :

Rumus Molekul   : C12H22O11.H2O 
Berat Molekul      : 36,30 gram/mol 
Pemerian              : serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis 
Kelarutan             : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih; sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P. 
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup baik 
Khasiat                : Zat tambah


 Perhitungan dan Penimbangan
       Perhitungan Bahan: 
·  Aminofilin         = 200 mg x 10 = 2000 mg = 2,0 g
·  CTM                  =     2 mg x 10 = 20 mg     = 0,02 g
·  Extr. Belladon   = 10 mg x 10 = 100 mg     = 0,1 g
·  Lactosum          = 10 – (2 + 0,02 + 0,1)      = 7,88 gram.

       Perhitungan Dosis: 
a.    Aminofilin (DM = 500 mg/1,5 g)
15/20 x 500 mg/1000 mg   = 375 mg/1175 mg

1 x P = 1x 200 mg = 200 mg < 375 mg
1 H = 3 x 200 mg = 600 mg < 1125 mg
            Presentase
1 x P =  x 100% = 53,33 % < 100 %
1 H   =  x 100%  = 53,33 % < 100 %
b.    CTM   (DM = 4 mg/40 mg)
 x  mg  =  mg
1 P = 1 x 2 mg = 2 mg < 3 mg
1 H = 3 x 2 mg = 6 mg < 30 mg
Persentase
1 x P         =  2 mg/3 mg x 100% = 66,66% < 100% (TOD)
1 H  = 6 mg/30 mg x 100% = 20% < 100% (TOD)


c.    Extr. Belladon (DM = 20 mg/80 mg )
 x   =
1 x P = 1 X 10 = 10 mg < 15 mg
1 H = 3 x 10 = 30 mg < 60 mg
            Persentase
1 H   =  x 100%  = 66,67 % < 100 %
1 H   =  x 100%  = 50 % < 100 %

5.    Cara Kerja
·      CTM ditimbang dengan pengenceran (menggunakan laktosum) 1 : 10, dari pengenceran tersebut diambil 2 x 10 x 10 = 200 mg, masukkan mortar, sisa pengenceran diberi etiket.
·      Ekstrak Belladon ditimbang, masukkan mortar, ditetesi spritus dilitus, aduk, lalu ditambah laktosum dan diaduk.
·      Hasil no (1) + (2) dicampur
·      Aminofilin ditimbang, masukkan mortar sedikit demi sedikit sambil diaduk homogeny.
serbuk dibagi, dibungkus, masukkan di wadah, beri etiket

















2 komentar:

  1. Mungkin background atau warna fontnya bisa diganti, kak. Biar konten terlihat. Hanya saran

    BalasHapus
  2. mohon maaf untul SL nya 10 dari mana ya

    BalasHapus